I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Defenisi
tentang tanah sangatlah bervariasi terkadang sangatlah sulit bagi kita untuk
memberikan defenisi yang tepat pada tanah, kerena pandangan dan kepentingan
yang beraneka ragam tentang tanah. Ada
yang mengatakan bahwa tanah adalah tubuh alam (natural body) yang terbentuk dan
berkembang sebagai akibat gaya-gaya alam (natural material) pada permukaan
bumi, tanah dapat pula diartikan sebagai tempat tumbuhnya tanaman, defenisi lainnya
tentang tanah adalah tanah merupakan hasil pelapukan batuan dan pelapukan
sisa-sisa bahan organik dari organisme (vegetasi dan hewan) yang hidup
didalamnya.
Bahan organik merupakan bahan penting dalam menciptakan kesuburan
tanah, baik secara fisika, kimia, maupun dari segi biologi tanah. Bahan organik adalah bahan pemantap agregat
tanah, selain itu bahan organik adalah sumber energi dari sebagian besar
organisme tanah.
Kesuburan tanah selain berasal dari residu makhluk hidup
atau yang bersifat alami, kesuburan tanah juga dapat ditingkatkan dengan
penambahan pupuk anorganik. Pupuk
anorganik yang banyak dibutuhkan oleh tanah dalam pertumbuhan tanaman antara
lain adalah urea. Pupuk ini disebut juga
sebagai pupuk N, karena mengandung lebih banyak nitrogen. Urea ini berfungsi dalam perkembangan
vegetatif dari tanaman. Selain itu,
kelebihan pupuk ini juga dapat membuat tanaman menjadi hangus, terutama yang
memiliki daun yang agak peka.
Salah satu tanaman yang umumnya menggunakan pupuk urea
adalah tanaman jagung (Zea mays L.).Tanaman jagung (Zea
mays L.) merupakan tanaman yang berfotosintesis C4, maksudnya
mempunyai kapasitas fotosintesis tinggi.
Selain jagung (Zea mays L.), yang termasuk dalam
golongan C4 adalah sorgum dan tebu.
Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilakukan praktikum
pupuk dan pemupukan untuk mengetahui pengaruh pupuk yang berbeda terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung (Zea mays L.).
1.2
Tujuan dan Kegunaan
Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian
pupuk daun dengan konsentransi 0.05 gram untuk 1 liter
air terhadap pertumbuhan tanaman jagung (Zea mays L.)
Adapun
kegunaan dari praktikum ini adalah sebagai bahan informasi dan acuan dalam
aplikasi dan rekomendasi penggunaan pupuk daun dan tanaman jagung (Zea
mays L.)
II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanah Alfisol
Tanah Alfisol
adalah tanah dimana terdapat penimbunana liat dihorison bawah (argilik) dan
mempunyai kejenuhan basa (berdasarkan jumlah kation) yang tertinggi yaitu lebih
dari 35% pada kedalaman 180 cm dari permukaan tanah. Liat yang tertimbun dari horison bawah ini
berasal dari horison diatasnya dan tercuci kebawah bersama dengan gerakan air
(Hardjowigeno, 2003).
Tanah Alfisol terbentuk pada daerah beriklim hujan C, d
dan E dengan curah hujan antara 800 – 2500 mm/thn, berbahan induk batu kapur,
endapan taff vulkan, topografi berombak sampai berbukit. Jenis tanah ini tersebar pada ketinggian 0 –
400 m diatas permukaan laut (Soepraptohardjo, 1969).
Tanah Alfisol adalah tanah yang sangat lapuk, tekstur
berat dan kadang-kadang lekat, struktur gumpal dan bahan organik rendah, nisbah
silika atau sesquioksida (SiO2 / R2O3)
realatif tinggi, kejenuhan basa sedang sampai tinggi dan kadang-kadang
mengandung konkresi kapur dan besi (Hardjowigeno, 2003).
Menurut Sarief
(1986), bahwa daya menahan air dan permeabilitas sedang, kepekaan terhadap
erosi sedang sampai besar, serta air pada keadaan ini merupakan faktor pembatas
secara umum sifat fisiknya sedang sampai baik, sifat kimianya baik, sehingga nilai
produktifitas tanahnya sedang sampai tinggi.
2.2 Tanaman Jagung (Zea mays)
a.
Iklim
Jagung mempunyai
kemampuan menyesuaikan diri dibandingkan dengan tanaman lainnya yang berasal
dari jenis yang sama, kecuali pada daerah-daerah yang lebih dingin karena
jagung berasal dari daerah tropis dengan berbagai sifat yang dimilikinya.
Jagung menghendaki cuaca yang cukup panas untuk pertumbuhannya. Variasi
temperaturnya adalah temperatur rendah 9 – 10 o C, temperatur
optimumnya 23 – 47 o C dan temperatur maksimumnya 40 – 44 o C.
untuk tanaman jagung berkecambah dibutuhkan suhu 30 – 32 o C, di
bawah suhu tersebut perkecambahannya akan terganggu dan apabila di atas 44o
C lembaga jagung menjadi rusak (Anonima, 1977).
Suprapto (1998) menyatakan bahwa waktu pemasakan biji jagung dan
pengeringan hasil akan baik pada saat musim kemarau karena pada masa tersebut
kebutuhan air oleh tanaman sangat kecil. Sementara cahaya berlimpah ruah untuk
pemasakan biji dan pengeringan hasil.
b.
Tanah
Efendi (1985)
menyatakan bahwa tanaman jagung tidak memerlukan persyaratan tumbuh yang
banyak, karena tanaman ini dapat tumbuh di berbagai jenis tanah. Tanah berpasir
dapat ditanami jagung dengan baik asal cukup air dan hara untuk pertumbuhannya.
Tanah berat seperti Grumusol dapat ditanami jagung dengan dengan pertumbuhan
normal asal saja aerasi dan draenase dapat diperbaiki.
Sudjarwadi (1990)
menyatakan bahwa tanah yang dikendaki adalah tanah yang gembur dan subur karena
tanaman jagung memerlukan aerase dan draenase yang baik dengan kedalaman zone
perakaran yang cukup yaitu 1 – 1,7 m, jagung dapat tumbuh dengan baik pada berbagai
jenis tanah. Tanah lempung berdebu adalah tanah yang baik untuk pertumbuhannya.
2.3
Pupuk Daun
Pupuk daun adalah
bahan-bahan atau unsur-unsur yang diberikan melalui daun dengan cara
penyemprotan atau penyiraman pada mahkota tanaman agar langsung dapat diserap
guna mencukupi kebutuhan bagi pertumbuhan dan perkembangannya (Sutedjo,2010).
Daun memiliki mulut yang dikenal dengan nama stomata.
Sebagian besar stomata terletak di bagian bawah daun. Mulut daun ini berfungsi
untuk mengatur penguapan air dari tanaman sehingga air dari akar dapat sampai
daun.Saat suhu udara terlalu panas, stomata akan menutup sehingga tanaman tidak
akan mengalami kekeringan. Sebenarnya, kandungan unsur hara pada pupuk daun
identik dengan kandungan unsur hara pada pupuk majemuk. Bahkan pupuk daun
sering lebih lengkap karena ditambah oleh beberapa unsur mikro. Pemilihan
analisis yang tepat pada pupuk daun perlu mempertimbangkan beberapa faktor yang
sama dengan analisis pada pupuk majemuk. Hanya saja, faktor sifat fisik dan
kimia tanah tidak dijadikan sebagai faktor utama. Sebagai faktor utamanya
adalah manfaat tiap unsur hara yang dikandung oleh pupuk daun bagi perkembangan
tanaman dan peningkatan hasil panen.(Anonimb,2010)
Penyemprotan pupuk daun idealnya dilakukan pada pagi atau
pada sore hari karena bertepatan pada saat membukanya stomata. Prioritaskan
penyemprotan pada bagian bawah daun karena paling banyak terdapat stomata.
Faktor cuaca termasuk kunci sukses dalam penyemprotan pupuk daun. Dua jam
setelah penyemprotan jangan sampai terkena hujan karena akan mengurangi
efektifitas penyerapan pupuk. Tidak disarankan menyemprotkan pupuk daun pada
saat suhu udara sedang panas karena konsentrasi larutan pupuk yang sampai ke
daun cepat meningkat sehingga daun dapat terbakar. Contoh pupuk daun yang
beredar di pasaran yaitu Gandasil Daun dilengkapi dengan Mn, Mg, B, Cu dan Zn.(Novizan,2002)
Pupuk Gandasil B berbentuk kristal yang dilartkan dalam
air sehingga dapat dengan mudah diserap dan ditranslokasikan keseluruh bagian
tanaman, sehingga mampu mendukung proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Pupuk Gandasil B merupakan salah satu pupuk daun yang mengandung unsur hara
nitrogen 6%, Fosfor 20%, Kalium 30% dan Magnesium 3 %. Selain itu terdapat beberapa
unsur hara mikro Cobalt (Co), Tembaga (Cu), Boron (Br) dan Seng (Zn) serta
vitamin (Hamisah,2005)
Keuntungan pupuk
daun antara lain
respon terhadap tanaman sangat cepat karena langsung dimanfaatkan oleh tanaman.
Selain itu, tidak menimbulkan kerusakan sedikitpun pada tanaman, dengan catatan
aplikasinya dilakukan secara benar. Dalam pemakaian pupuk daun dikenal istilah
konsentrasi pupuk atau kepekatan larutan pupuk. Besarnya konsentrasi pupuk daun
dinyatakan dalam bobot pupuk daun yang harus dilarutkan kedalam satuan volume
air. Penentuan volume air dapat diketahui dengan membaca skala pada alat
semprot. Angka konsentrasi ini sering dicantumkan pada kemasan pupuk. Jika
konsentrasi pupuk yang digunakan melebihi konsentrasi yang disarankan, daun
akan terbakar. (Anonimb,2010)
Anonimc,
2010 menyatakanbahwaPupuk daun adalah pemupukan melalui daun tanaman yang
mana cara pemberiannya pada tanaman melalui penyemprotan ke daun tanaman. Dan
umumnya pemupukan melalui daun, penyerapan haranya lebih cepat dibandingkan
dengan pupuk yang diberikan melalui akar yang selama ini umum dilakukan petani.
Selain penyerapan unsur hara yang lebih cepat, kelebihan dari penggunaan pupuk
daun adalah :
- Tidak menyebabkan kerusakan pada tanah sehingga tanah masih tetap mudah diolah karena struktur tanah masih gembur.
- Hasil pemupukan lebih cepat terlihat dalam beberapa hari.
- Unsur hara yang diberikan lebih lengkap karena selain mengandung unsurhara makro pupuk daun juga mengandung unsur hara mikro.
- Kebutuhan hara untuk tanaman dapat diatur sesuai kebutuhan dan kekurangan tanaman.
- Pemberian pupuk daun bisa lebih merata ke semua tanaman.
- Kepekatan pupuk dapat diatur sesuai dengan kebutuhan tanaman.
- Menghemat tenaga dan waktu sebab pemberian pupuk ini dapat juga dilakukan bersamaan dengan pemberian pestisida.
Namun pemberian
pupuk daun juga memiliki kekurangan diantaranya :
- Harga biasanya lebih mahal dari pupuk akar.
- Membutuhkan peralatan penyemprotan dalam penggunaannya.
- Jika dosis berlebihan dapat menyebabkan kerusakan bahkan kematian tanaman karena keracunan atau terbakar.
- Biasanya pada tanaman sayuran dan buah-buahan terutama yang berkulit tipis harus selektif penggunaan dan pemilihan pupuknya.
- Kadar unsur hara pada pupuk daun terbatas sehingga penggunaannya lebih sering dibanding pupuk akar.
III.
BAHAN DAN METODE
3.1
TempatdanWaktu
Praktikum pupuk dan pemupukan dilaksanakan
di kebunpercobaanJurusan Ilmu Tanah,
Fakultas PertanianUniversitasHasanuddin
Makassar, dari bulan Februarisampai
Mei 2011.
3.2
AlatdanBahan
Alat-alat yang
digunakanpadapraktikuminiadalahcangkul, parang, skop, pot 15 kg danalatukur
(meterandantimbangan),
Adapunbahan-bahan yang digunakanadalahsampeltanahAlfisol, benihtanamanjagung, pupukdaun jenis gandasil B, serta air.
3.3
Prosedur Kerja
Prosedur kerja praktikum pupuk dan pemupukan adalah sebagai berikut:
1.
Membersihkan lahan
eksfarm yang akan digunakan untuk praktikum.
2.
Mengambil sampel
tanah Alfisol dengan menggunakan cangkul dan skop,
3.
Mengeringudarakan
ttanah Alfiol tersebut
4.
Memasukkan sampel
tanah yang telah dikeringudarakan ke dalam pot berukuran 15 kg.
5.
Menimbang pupuk
yang akan diberikan kedalam tanah Alfisol yaitu dengan perlakuan pukan 3.
6.
Mencampurkan tanah
Alfisol dengan pupuk daun jenis gandasil B yang telah ditimbang.
7.
Mendiamkan tanah
yang telah dicampur pupuk beberapa hari.
8.
Menanam benih jagung
pada pot yang berisi pupuk daun jenis gandasil
B dan tanah.
9.
Mengamati (jumlah
daun dan tinggi tanaman) yang dilakukan setiap minggunya.
10. Melakukan penimbangan berat segar dan berat kering
tanaman jagung.
III.
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil
3.2. Pembahasan
IV.
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
4.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Anonima, 2004.Waktudan Cara Pemupukan. PT.
PupukSriwidjaja, Jakarta. Jurnal
Internet.
Anonimb.
2010. Jenis-Jenis Pupuk dan Cara
Aplikasinya. http://eone87.worrdpress.com diakses
pada tanggal 30April 2011
Anonimc.
2010. MengenaliPupukDaun. http://rickyuntukpertanian.blogspot.comdiaksespadatanggal 30 April 2011
Hamisah, Hamisah.2005.Pengaruh
Komposisi Media dan Pupuk Gandasil B terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tomat
(Lycopersium esculentum Mill)
Varietas Permata.Universitas Muhammadiyah Malang
Hardjowigeno, S., 2003. Ilmu Tanah. Jakarta ; Penerbit Akademika Presindo
Novizan,
2002.PetunjukPemupukan yang EfektifedisiRevisi. Agro Media Pustaka, Jakarta.
Sarief S., 1986.
Kimia Fisika Tanah Pertanian. PenerbitPustakaBuana Press, Bandung.
Suprapto, 1998.BertanamKedelai. PenebarSwadaya, Bogor.
Sutedjo, Mul Mulyani. 2010. Pupuk dan Cara Pemupukan.
Rineka Cipta : Jakarta
membantu banget. terimakasih
BalasHapussangat membantu
BalasHapushttps://bprnusa.com/
https://bpkb-ku.com/