Total Tayangan Halaman

Selasa, 03 Mei 2011

laporan pupuk dan pemupukan


I.       PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang
Defenisi tentang tanah sangatlah bervariasi terkadang sangatlah sulit bagi kita untuk memberikan defenisi yang tepat pada tanah, kerena pandangan dan kepentingan yang beraneka ragam tentang tanah.  Ada yang mengatakan bahwa tanah adalah tubuh alam (natural body) yang terbentuk dan berkembang sebagai akibat gaya-gaya alam (natural material) pada permukaan bumi, tanah dapat pula diartikan sebagai tempat tumbuhnya tanaman, defenisi lainnya tentang tanah adalah tanah merupakan hasil pelapukan batuan dan pelapukan sisa-sisa bahan organik dari organisme (vegetasi dan hewan) yang hidup didalamnya. 
Bahan organik merupakan bahan penting dalam menciptakan kesuburan tanah, baik secara fisika, kimia, maupun dari segi biologi tanah.  Bahan organik adalah bahan pemantap agregat tanah, selain itu bahan organik adalah sumber energi dari sebagian besar organisme tanah.
Kesuburan tanah selain berasal dari residu makhluk hidup atau yang bersifat alami, kesuburan tanah juga dapat ditingkatkan dengan penambahan pupuk anorganik.  Pupuk anorganik yang banyak dibutuhkan oleh tanah dalam pertumbuhan tanaman antara lain adalah urea.  Pupuk ini disebut juga sebagai pupuk N, karena mengandung lebih banyak nitrogen.  Urea ini berfungsi dalam perkembangan vegetatif dari tanaman.  Selain itu, kelebihan pupuk ini juga dapat membuat tanaman menjadi hangus, terutama yang memiliki daun yang agak peka.
Salah satu tanaman yang umumnya menggunakan pupuk urea adalah tanaman jagung (Zea mays L.).Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman yang berfotosintesis C4, maksudnya mempunyai kapasitas fotosintesis tinggi.  Selain jagung (Zea mays L.), yang termasuk dalam golongan C4 adalah sorgum dan tebu.
Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilakukan praktikum pupuk dan pemupukan untuk mengetahui pengaruh pupuk yang berbeda terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung (Zea mays L.).

1.2  Tujuan dan Kegunaan
Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk daun dengan konsentransi 0.05 gram untuk 1 liter air terhadap pertumbuhan tanaman jagung (Zea mays L.)
Adapun kegunaan dari praktikum ini adalah sebagai bahan informasi dan acuan dalam aplikasi dan rekomendasi penggunaan pupuk daun dan tanaman jagung (Zea mays L.) 








II.    TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanah Alfisol
Tanah Alfisol adalah tanah dimana terdapat penimbunana liat dihorison bawah (argilik) dan mempunyai kejenuhan basa (berdasarkan jumlah kation) yang tertinggi yaitu lebih dari 35% pada kedalaman 180 cm dari permukaan tanah.  Liat yang tertimbun dari horison bawah ini berasal dari horison diatasnya dan tercuci kebawah bersama dengan gerakan air (Hardjowigeno, 2003).
Tanah Alfisol terbentuk pada daerah beriklim hujan C, d dan E dengan curah hujan antara 800 – 2500 mm/thn, berbahan induk batu kapur, endapan taff vulkan, topografi berombak sampai berbukit.  Jenis tanah ini tersebar pada ketinggian 0 – 400 m diatas permukaan laut (Soepraptohardjo, 1969).
Tanah Alfisol adalah tanah yang sangat lapuk, tekstur berat dan kadang-kadang lekat, struktur gumpal dan bahan organik rendah, nisbah silika atau sesquioksida (SiO2 / R2O3) realatif tinggi, kejenuhan basa sedang sampai tinggi dan kadang-kadang mengandung konkresi kapur dan besi (Hardjowigeno, 2003).


Menurut Sarief (1986), bahwa daya menahan air dan permeabilitas sedang, kepekaan terhadap erosi sedang sampai besar, serta air pada keadaan ini merupakan faktor pembatas secara umum sifat fisiknya sedang sampai baik, sifat kimianya baik, sehingga nilai produktifitas tanahnya sedang sampai tinggi.
2.2  Tanaman Jagung (Zea mays)
a.      Iklim
Jagung mempunyai kemampuan menyesuaikan diri dibandingkan dengan tanaman lainnya yang berasal dari jenis yang sama, kecuali pada daerah-daerah yang lebih dingin karena jagung berasal dari daerah tropis dengan berbagai sifat yang dimilikinya. Jagung menghendaki cuaca yang cukup panas untuk pertumbuhannya. Variasi temperaturnya adalah temperatur rendah 9 – 10 o C, temperatur optimumnya 23 – 47 o C dan temperatur maksimumnya 40 – 44 o C. untuk tanaman jagung berkecambah dibutuhkan suhu 30 – 32 o C, di bawah suhu tersebut perkecambahannya akan terganggu dan apabila di atas 44o C lembaga jagung menjadi rusak (Anonima, 1977).
Suprapto (1998) menyatakan bahwa waktu pemasakan biji jagung dan pengeringan hasil akan baik pada saat musim kemarau karena pada masa tersebut kebutuhan air oleh tanaman sangat kecil. Sementara cahaya berlimpah ruah untuk pemasakan biji dan pengeringan hasil.

b.      Tanah
Efendi (1985) menyatakan bahwa tanaman jagung tidak memerlukan persyaratan tumbuh yang banyak, karena tanaman ini dapat tumbuh di berbagai jenis tanah. Tanah berpasir dapat ditanami jagung dengan baik asal cukup air dan hara untuk pertumbuhannya. Tanah berat seperti Grumusol dapat ditanami jagung dengan dengan pertumbuhan normal asal saja aerasi dan draenase dapat diperbaiki.
Sudjarwadi (1990) menyatakan bahwa tanah yang dikendaki adalah tanah yang gembur dan subur karena tanaman jagung memerlukan aerase dan draenase yang baik dengan kedalaman zone perakaran yang cukup yaitu 1 – 1,7 m, jagung dapat tumbuh dengan baik pada berbagai jenis tanah. Tanah lempung berdebu adalah tanah yang baik untuk pertumbuhannya.
2.3  Pupuk Daun
Pupuk daun adalah bahan-bahan atau unsur-unsur yang diberikan melalui daun dengan cara penyemprotan atau penyiraman pada mahkota tanaman agar langsung dapat diserap guna mencukupi kebutuhan bagi pertumbuhan dan perkembangannya (Sutedjo,2010).
Daun memiliki mulut yang dikenal dengan nama stomata. Sebagian besar stomata terletak di bagian bawah daun. Mulut daun ini berfungsi untuk mengatur penguapan air dari tanaman sehingga air dari akar dapat sampai daun.Saat suhu udara terlalu panas, stomata akan menutup sehingga tanaman tidak akan mengalami kekeringan. Sebenarnya, kandungan unsur hara pada pupuk daun identik dengan kandungan unsur hara pada pupuk majemuk. Bahkan pupuk daun sering lebih lengkap karena ditambah oleh beberapa unsur mikro. Pemilihan analisis yang tepat pada pupuk daun perlu mempertimbangkan beberapa faktor yang sama dengan analisis pada pupuk majemuk. Hanya saja, faktor sifat fisik dan kimia tanah tidak dijadikan sebagai faktor utama. Sebagai faktor utamanya adalah manfaat tiap unsur hara yang dikandung oleh pupuk daun bagi perkembangan tanaman dan peningkatan hasil panen.(Anonimb,2010)
Penyemprotan pupuk daun idealnya dilakukan pada pagi atau pada sore hari karena bertepatan pada saat membukanya stomata. Prioritaskan penyemprotan pada bagian bawah daun karena paling banyak terdapat stomata. Faktor cuaca termasuk kunci sukses dalam penyemprotan pupuk daun. Dua jam setelah penyemprotan jangan sampai terkena hujan karena akan mengurangi efektifitas penyerapan pupuk. Tidak disarankan menyemprotkan pupuk daun pada saat suhu udara sedang panas karena konsentrasi larutan pupuk yang sampai ke daun cepat meningkat sehingga daun dapat terbakar. Contoh pupuk daun yang beredar di pasaran yaitu Gandasil Daun dilengkapi dengan Mn, Mg, B, Cu dan Zn.(Novizan,2002)
Pupuk Gandasil B berbentuk kristal yang dilartkan dalam air sehingga dapat dengan mudah diserap dan ditranslokasikan keseluruh bagian tanaman, sehingga mampu mendukung proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pupuk Gandasil B merupakan salah satu pupuk daun yang mengandung unsur hara nitrogen 6%, Fosfor 20%, Kalium 30% dan Magnesium 3 %. Selain itu terdapat beberapa unsur hara mikro Cobalt (Co), Tembaga (Cu), Boron (Br) dan Seng (Zn) serta vitamin (Hamisah,2005)
Keuntungan pupuk daun antara lain respon terhadap tanaman sangat cepat karena langsung dimanfaatkan oleh tanaman. Selain itu, tidak menimbulkan kerusakan sedikitpun pada tanaman, dengan catatan aplikasinya dilakukan secara benar. Dalam pemakaian pupuk daun dikenal istilah konsentrasi pupuk atau kepekatan larutan pupuk. Besarnya konsentrasi pupuk daun dinyatakan dalam bobot pupuk daun yang harus dilarutkan kedalam satuan volume air. Penentuan volume air dapat diketahui dengan membaca skala pada alat semprot. Angka konsentrasi ini sering dicantumkan pada kemasan pupuk. Jika konsentrasi pupuk yang digunakan melebihi konsentrasi yang disarankan, daun akan terbakar. (Anonimb,2010)
Anonimc, 2010 menyatakanbahwaPupuk daun adalah pemupukan melalui daun tanaman yang mana cara pemberiannya pada tanaman melalui penyemprotan ke daun tanaman. Dan umumnya pemupukan melalui daun, penyerapan haranya lebih cepat dibandingkan dengan pupuk yang diberikan melalui akar yang selama ini umum dilakukan petani. Selain penyerapan unsur hara yang lebih cepat, kelebihan dari penggunaan pupuk daun adalah :
  1. Tidak menyebabkan kerusakan pada tanah sehingga tanah masih tetap mudah diolah karena struktur tanah masih gembur.
  2. Hasil pemupukan lebih cepat terlihat dalam beberapa hari.
  3. Unsur hara yang diberikan lebih lengkap karena selain mengandung unsurhara makro pupuk daun juga mengandung unsur hara mikro.
  4. Kebutuhan hara untuk tanaman dapat diatur sesuai kebutuhan dan kekurangan tanaman.
  5. Pemberian pupuk daun bisa lebih merata ke semua tanaman.
  6. Kepekatan pupuk dapat diatur sesuai dengan kebutuhan tanaman.
  7. Menghemat tenaga dan waktu sebab pemberian pupuk ini dapat juga dilakukan bersamaan dengan pemberian pestisida.
Namun pemberian pupuk daun juga memiliki kekurangan diantaranya :
  1. Harga biasanya lebih mahal dari pupuk akar.
  2. Membutuhkan peralatan penyemprotan dalam penggunaannya.
  3. Jika dosis berlebihan dapat menyebabkan kerusakan bahkan kematian tanaman karena keracunan atau terbakar.
  4. Biasanya pada tanaman sayuran dan buah-buahan terutama yang berkulit tipis harus selektif penggunaan dan pemilihan pupuknya.
  5. Kadar unsur hara pada pupuk daun terbatas sehingga penggunaannya lebih sering dibanding pupuk akar.





III.    BAHAN DAN METODE
3.1  TempatdanWaktu
Praktikum pupuk dan pemupukan dilaksanakan di kebunpercobaanJurusan Ilmu Tanah, Fakultas PertanianUniversitasHasanuddin Makassar, dari bulan Februarisampai Mei 2011.
3.2  AlatdanBahan
Alat-alat yang digunakanpadapraktikuminiadalahcangkul, parang, skop, pot 15 kg danalatukur (meterandantimbangan),
Adapunbahan-bahan yang digunakanadalahsampeltanahAlfisol, benihtanamanjagung, pupukdaun jenis gandasil B, serta air.
3.3  Prosedur Kerja
Prosedur kerja praktikum pupuk dan pemupukan adalah sebagai berikut:
1.      Membersihkan lahan eksfarm yang akan digunakan untuk praktikum.
2.      Mengambil sampel tanah Alfisol dengan menggunakan cangkul dan skop,
3.      Mengeringudarakan ttanah Alfiol tersebut
4.      Memasukkan sampel tanah yang telah dikeringudarakan ke dalam pot berukuran 15 kg.
5.      Menimbang pupuk yang akan diberikan kedalam tanah Alfisol yaitu dengan perlakuan pukan 3.
6.      Mencampurkan tanah Alfisol dengan pupuk daun jenis gandasil B yang telah ditimbang.
7.      Mendiamkan tanah yang telah dicampur pupuk beberapa hari.
8.      Menanam benih jagung pada pot yang berisi pupuk daun jenis gandasil  B dan tanah.
9.      Mengamati (jumlah daun dan tinggi tanaman) yang dilakukan setiap minggunya.
10.  Melakukan penimbangan berat segar dan berat kering tanaman jagung.


















III.       HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil
3.2. Pembahasan
IV.       PENUTUP
4.1. Kesimpulan
4.2. Saran



















DAFTAR PUSTAKA
Anonima, 2004.Waktudan Cara Pemupukan.  PT. PupukSriwidjaja, Jakarta.  Jurnal Internet.
Anonimb. 2010. Jenis-Jenis Pupuk dan Cara Aplikasinya. http://eone87.worrdpress.com  diakses   pada  tanggal 30April 2011
Anonimc. 2010. MengenaliPupukDaun.  http://rickyuntukpertanian.blogspot.comdiaksespadatanggal 30 April 2011
Hamisah, Hamisah.2005.Pengaruh Komposisi Media dan Pupuk Gandasil B terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tomat (Lycopersium esculentum Mill) Varietas Permata.Universitas Muhammadiyah Malang
Hardjowigeno, S., 2003. Ilmu Tanah. Jakarta ; Penerbit Akademika Presindo
Novizan, 2002.PetunjukPemupukan yang EfektifedisiRevisi.  Agro Media Pustaka, Jakarta.
Sarief S., 1986.  Kimia Fisika Tanah Pertanian.  PenerbitPustakaBuana Press, Bandung.
Suprapto, 1998.BertanamKedelai.  PenebarSwadaya, Bogor.
Sutedjo, Mul Mulyani. 2010. Pupuk  dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta : Jakarta

2 komentar: